Skip to main content

Untitled #10

Hujan. Bukankah kamu bilang, kamu suka mencium bau hujan? Kamu juga suka berdiri diam diguyur hujan lebat. Kamu..

"Dia paling suka hujan." suara gadis itu menyadarkanku.

Yuri Kinamoto namanya. Cantik, tapi bukan itu.. bukan itu yang menjadi daya tarik terkuatnya. Matanya. That starry eyes. Tatapan yang seakan sanggup menelanjangi dan mengerti setiap rahasiaku. Tatapan yang begitu penuh dengan hidup. Tatapan yang seakan menawarkan untuk menanggung setiap beban hatiku. Eyes of the goddess.

Aku mengangguk. "Dia cerita?"

Dia menggeleng. Lalu tersenyum. Matanya menerawang jauh.

"Hari itu.. aku sedang berjalan pulang dari sekolah. Hujan lebat, lebat sekali. Kamu tau kan di Jepang selalu ada satu bulan di musim semi dimana hujan turun terus menerus?"

Aku mengangguk. Kamu pernah bercerita tentang itu.

Yuri melanjutkan ceritanya. "Lalu aku melihat si bodoh itu. Dia sedang berdiri seperti patung sawah ditengah padang bunga kami. Tangannya membentang seperti orang yang menanti sesuatu jatuh dari langit."

"Dia selalu begitu" ujarku. Ntah sudah berapa kali aku melihatmu seperti itu.

"Aku terheran dan aku pun menghampiri dia. Aku tanya apa yang sedang dia lakukan"

"Ah.. dia pasti memberi jawaban yang tidak masuk akal" potongku. Ya, kamu dan segala filosofi aneh mu.

Yuri menggeleng. "Ngga.. jawaban dia sangat masuk akal"

"Oh ya? Apa katanya?"

"'Aku menikmati belaian Tuhan' begitu katanya".

Aku melongo. Itu.. jawaban masuk akal? Apakah gadis ini pun seaneh kamu? Apa karena itu..

"Ya.. waktu itu pun aku merasa jawabannya sungguh aneh. Tapi dia mengajarkanku banyak hal. Banyak hal yang buat ku mengerti dunianya. Dan jawaban itu pun jadi masuk akal." Yuri tersenyum. Ah senyum itu juga.. senyum yang kurasa sanggup mendamaikan hatimu.

"Lalu dia bertanya 'kamu mau menemaniku?'. Saat itulah pertama kali aku melangkah masuk ke dunianya." sebersit ada duka di wajah yang ceria itu. Dia menutup payungnya dan membiarkan dirinya diguyur hujan. Seperti kamu. Tentu dia sangat merindukan mu.

Duniamu. Dunia yang tak pernah kumengerti. Karena aku tak akan melepaskan payungku. Aku pikir itu bodoh. Tapi dia..

Yuri tertawa. "Ntah apa yang membuatku mau mengikuti nya. Tapi sejak itulah kami berteman. Mama sangat suka padanya, dan dia pun tinggal bersama kami. Lima bulan.."

Yuri tidak sanggup melanjutkan kata2nya. Aku pun tak tau harus berkata apa. Kami hanyut dalam lamunan, yang mugkin tentang orang yang sama.

"Bunga-bunga ini, kamu kah yang menanamnya?" tanyaku sambil memperhatikan bunga lavender yang tumbuh indah di sini.

Ah.. she blushed. Kamu sungguh kejam, gadis sebaik ini pun kamu tinggalkan.

"Dia paling suka dengan keindahan. Aku hanya ingin orang yang datang kesini bisa teringat akan dia yang seperti itu." ujar Yuri tertunduk.

"Aku bisa merasakan dia disini.. Yuri, aku rasa jika dia ada disini, tentu dia akan langsung duduk dan melamun dan.."

"Dan di wajahnya akan ada senyum itu.. " Yuri tersenyum, seperti kamu. Senyum yang membuat dunia iri. Senyum pujangga-pujangga yang tidak dimengerti dunia.

"Kamu telah mewarisi senyum dia". Aku menatap Yuri dengan sedikit iri.. mengapa lima belas tahun tidak cukup buat aku untuk menjadi bagian dari dunia mu? mengapa dia hanya butuh lima bulan?

"Mewarisi?"

"Ya.. dia hidup di dalam kamu."

"Di dalam.. aku?" Yuri memejamkan matanya.
Yuri membentangkan tangannya. Dan tersenyum.

Kamu meninggalkan aku seperti angin.
Untuk jadi hujan buat dia yang tercipta untukmu.

Sekarang aku mengerti.
Cinta bukan hamba siapa-siapa.
Cinta tidak takluk oleh apapun juga,
tidak oleh waktu, tidak oleh maut.

Comments

Popular posts from this blog

Father

I am reading the book "Wild at Heart". One of the most striking points that the author made was that of how many, if not almost all, men are most severely wounded by their own father. You would have thought that your dad will be the one who believes in you when everyone else is doubting you. You expect him to do so. Coz when he does, you know that it ain't matter even if the rest are against you. So when it turns out that he is siding with those who doubt you. It hurts the most. It kills off your hope. It strips you off your courage and belief to be a real man. Because the man who is suppose to show you how to be a real man, the one whose approval matters the most.. does not side with you. He loves you.. yes. But a father's role is not simply to love and nurture. He is more than just that. He is your assurance, stronghold, strength. He leads you into adventure, he fights with you side by side, he shows you how to rescue a beauty. When your father of flesh and blood ca...

journal: a little update

wow I am actually back to this blog. between Apr 27 2018 and now.. what has happened? I officially proposed to my girlfriend (wah.. trust me you gonna miss that word), got married, and.. became a dad. yeah.. all in a matter of less than 2 years. now when you consider the fact that in 2015 I would not have the slightest idea how things would turn out, it just goes to show how life changes in a blink. How is married life? Well.. I am one of those who has pretty pragmatic view when it comes to marriage. I have seen enough to know that relationship is messy. So.. I must say marriage has been way way better than my expectation hah.. For example.. I knew that my wife is a smart woman. I knew some of her shortcoming too.. (and there are some I didn't know till we got married, of course) BUT... here's the big bonus. I didn't know she can be that adorably funny in her own way. Not funny like a standup comedian funny but.. you know.. she makes me laugh. Trust me....

Yasuko to Kenji

Watched till the 8th episode, and each episode always has its touching moments, as well as silly moments. Not a spectacular drama, but a good one for sure. And the guy is a mangaka... oh no.. the dream that was buried long time ago... Go to mysoju.com if you'd like to watch. Amagasa - Yasuko to Kenji OST, by Tokio soo ka.... Tokio also sang My boss My hero's OST, Sorafune I think i like this band